Saat Terakhir ( Cerpen )



Saat Terakhir
Saat Terakhit ( ST-12)
Ini lah saat terakhir ku melihat kamu jatuh air mata ku menagis pilu.
Hanya mampu ucapkan selamat jalan sahabat.
***
Hujan sore ini mengingat kan ku pada seorang sahabat ku”Angel”. Ia sangat menyukai hujan, gadis tomboy itu selalu ada di sisiku, dimana ada aku pasti ada dia, begitupun sebaliknya. Namun saat ini ia tak mungkin lagi ada di sisiku, selamanya, dan tak pernah ada. Semua berawal dari kejadian yang tak pernah ku sangka, penyakit itu telah merengut nyawa sahabat ku, mulai saat itulah aku benci hujan dan benci nama penyakit itu. Aku tak mau lagi mendenar nama”hujan”. Oh ya perkenalkan nama ku Rizki, aku duduk di bangku SMA. Ku ingat kejadian 3 tahun yang lalu itu.
-3 tahun silam-
Rizki : kamu ko jarang masuk sekolah gel?
Angel : ahh.. tidak apa pa kok
Rizki : serius gel?
Angel : iya, Cuma ada urusan keluarga aja
Rizki : yakin?
Angel : kamu tidak percaya ama aku?
Rizki : iya deh aku percaya kok
Abgel : nah gitu dong
                Ku perhatikan wajahnya dengan lekat, wajah dan bibirnya terlihat pucat. Dia tampak aneh, akhir akhir ini wajahnya selalu pucat, selama 1 tahun ini dia sering tidak sekolah. Tak jarang ia mengeluh padaku jika badannya lemas dan suli bernafas. Aku mulai curiga padanya.
                Sampai akhirnya, siang ini hujaan turun dengan deras, banyak siswa yang belum pulang karena menunggu hujan redah, lain hal nya dengan dia, ia malah memaksa ku untuk pulang sekarang dengan keadaan hujan deras, aku sedikit aneh dengan dirinya, sejak kapan ia suka berhujan hujanan? Yang ku tahu ia paling anti dengan yang nama nya hujan.
Angel : ayolah ki, kita pulang sekarang, aku laper nih
Rizki : masih hujan gel.. tunggu hujan reda aja, nih aku ada roti buat ganjal perut
Angel : aku gak suka roti
Rizki : sejak kapan kamu tidak suka roti? Yang aku tahu kamu itu suka roti, dan aku rasa  kamu agak aneh, kamu kan anti hujan, ko  setahun belakangna ini ku perhatikan kamu malah suka hujan?
Dia tampak terdiam , membuat ku salah tingkah.
Rizki : maaf
Angel : ya.
Rizki : baiklah, kita pulang.
Angel : serius? Makasih ki, kamu sahabat aku yang baik.
                Akhirnya kami pulang bersama sama dengan keadaan hujan deras.
***
Ke esokan paginya, aku tak melihat ia di kelasnya, malah aku melihat sebuah surat yang menyatakan ia sakit, sungguh aku khawatir.
                Ini sudah hari ke 7 dia tak masuk sekolah, aku mulai cemas, segera aku berkunjung ke rumahnya.
Rizki : ass.wr.wb
Mbok ija : eh den rizkin, cari non angel ya?
Rizki : ia mbok, angelnya ada?
Mbok ija: non angel udah meninggal 3 hari yang lalu di RS.singapure den, ini surat yang ia titip buat den.
Rizki : apa? Yaudah makasih mbok.
                Perasaan ku mulai tidak enak, apa benar angel telah meninggal? Aku penasaran dengan surat itu, dan sesampai dirumah, aku segera mambaca surat itu.
Dear Rizki…
Hay sahabat ku, apa kabar mu?Kamu nyariin aku ya? Mungkin saat kamu baca surat ini, aku sudah tidak ada disamping mu. Maaf aku pergi gak bilang bilang, mungkin ini saatnya kamu tahu. Aku punya penyakit paru paru basah stadium akhir, aku ga boleh hujan hujanan, tapi aku udah capek dengan penyakit kecil ku ini, mangkanya aku sering main hujan, aku begitu karna aku ingin cepat pergi, aku tau ini salah, tapi aku capek ki, maaf kalo aku baru jujur sekarang, aku gamu kamu ntar sedih, maaf banget, kamu bis ko cari shabat baru asal jangan lupain aku. Disini aku selalu meliat kamu, hatti hati ya ki, jangan nakal lohh hahaha, yaudah aku rasa waktu ku udah mau habis, byee rizki, makasih buat 5 tahun persahabatan kita, aku pasti nunggu kamu, byeeee J
                Hati ku sangat terpukul membaca surat itu, kini aku kehilangan orang yang aku sayang, kamu baik baik disana gel, aku juga pasti akan kangen kamu.
                                                                                -SELESAI-

Komentar

Postingan Populer